Review Jurnal Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan: Paradigma Baru dan Dunia Kerja di Era Globalisasi Informasi

Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan: Paradigma Baru dan Dunia Kerja di Era Globalisasi Informasi

Identitas Jurnal
Nama Pengarang  : Himma Dewiyana
Nomer Jurnal        : vol 2 tahun 2006
Jenis Jurnal            : Jurnal Universitas
Pustaha: Jurnal Study Perpustakaan dan Informasi

Pendahuluan
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, kemampuan, atau karakteristik yang berhubungan dengan tingkat kinerja suatu pekerjaan seperti pemecahan masalah, pemikiran analitik, atau kepemimpinan. Lebih dari itu kompetensi menawarkan suatu kerangka kerja organisasi yang efektif dan efisien dalam mendayagunakan sumbersumber daya yang terbatas.

Paradigma baru perpustakaan
Perubahan di lingkungan perpustakaan secara konstan juga mengubah kebutuhan masyarakat terhadap informasi. Kebutuhan informasi yang lebih beragam dan mutakhir yang dapat diakses secara cepat dan akurat merupakan tuntutan masyarakat sebagai pengguna yang harus dipenuhi oleh perpustakaan.
Perubahan paradigma baru perpustakaan, menurut Ercegovac (1997:1) ada lima yaitu:
1). Format koleksi
Koleksi yang semula terpusat berubah menjadi bersifat lokal. Format yang semula berbentuk teks berubah ke koleksi dalam bentuk virtual yang dapat diakses melalui database portalportal.
2). Pengorganisasian koleksi
Koleksi dan katalog dalam perpustakaan tradisional yang semula terpisah pengorganisasiannya berubah menjadi perpustakaan digital di mana koleksi dan metadata terkumpul menjadi satu medium.
3). Sistem informasi
Sistem informasi dalam perpustakaan tradisional yang terstruktur ketat, konsisten dengan bibliografi seragam yang mewakili koleksi yang tersimpan berubah menjadi perpustakaan digital yang sistem informasinya tidak atau kurang terstruktur yang terdapat dalam pengindeksan, standardisasi dan merepresentasikan data yang heterogen dalam bentuk virtual.
4). Akses informasi
Pada perpustakaan tradisional, akses informasi hanya dengan cara membaca, sedangkan pada perpustakaan digital akses informasi dilakukan secara universal ke database dan hubungan antara pengarang dengan masyarakat pemakai dilakukan dari jarak jauh secara interaktif dan informal.
5). Pengguna perpustakaan
Pengguna perpustakaan tradisonal terbatas pada anggota perpustakaan, sedangkan pada perpustakaan digital terpisah secara individu.

Kompetensi Pustakawan
Konsep kompetensi meliputi pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu (termasuk sifat-sifat, perilaku, dan kepribadian, serta motivasi) yang akan berperan dalam keberhasilan pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya. Kemampuan individu tersebut pada hakikatnya terbangun melalui proses internalisasi nilai-nilai, pengetahuan, dan pengalaman hidup, yang terjadi baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, maupun terutama dalam lingkungan pendidikan formal. Dengan kata lain, kompetensi seseorang diperoleh dan berkembang melalui proses pembelajaran, baik yang formal (lembaga pendidikan), non-formal (lembaga pelatihan), maupun informal (keluarga dan masyarakat, termasuk lembaga profesi).

Isi Kompetensi
Special Libraries Association (SLA) (1996:6), merumuskan 2 (dua) jenis kompetensi abad 21 untuk para pendidik, mahasiswa, praktisi, dan pegawai, yaitu:
1) Kompetensi profesional, yaitu yang terkait dengan pengetahuan pustakawan di bidang sumber-sumber informasi, teknologi, manajemen dan penelitian, serta kemampuan menggunakan pengetahuan tersebut sebagai dasar untuk menyediakan layanan perpustakaan dan informasi.
2) Kompetensi individu, yaitu yang menggambarkan satu kesatuan keterampilan, perilaku dan nilai yang dimiliki pustakawan agar dapat bekerja secara efektif, menjadi komunikator yang baik, selalu meningkatkan pengetahuan, dapat memperlihatkan nilai lebihnya, serta dapat bertahan terhadap perubahan dan perkembangan dalam dunia kerjanya
Pada Juni 2003 (SLA, 2003:2) rumusan kompentisi direvisi dan ditambah satu kompetensi inti atau core competencies. Dengan demikian SLA membagi kompetensi menjadi 3 (tiga) yaitu sebagai berikut:
1). Kompetensi Inti Kompetensi inti dibagi 2 (dua), yaitu:
  1. Menambah pengetahuan dasar mereka dengan praktik dan pengalaman yang terbaik, dan belajar terus-menerus tentang produk informasi, layanan, dan manajemen praktis sepanjang kariernya.
  2. Menaruh kepercayaan pada keunggulan dan etika profesional, serta nilai dan prinsip-prinsip profesi.
2) Kompetensi Profesional Kompetensi dibagi menjadi 4 (empat) kompetensi utama dan masing-masing ditambah dengan keterampilan khusus, sebagai berikut:
  1. Melaksanakan organisasi informasi Keterampilan khusus.
  2. Mengelola sumber informasi Keterampilan khusus.
  3. Mengelola layanan informasi Keterampilan khusus.
  4. Menggunakan peralatan dan teknologi informasi Keterampilan khusus.
3) Kompetensi Individu Setiap pustakawan profesional harus mampu:
  1. Mencari peluang dan memanfaatkan peluang-peluang baru.
  2. Memiliki pandangan yang luas.
  3. Berkomunikasi secara efektif.
  4. Mempresentasikan ide-ide secara jelas dan menegoisasikannya dengan penuh percaya diri dan persuasif.
  5. Menciptakan rekan kerja sama.
  6. Membangun lingkungan kerja yang dapat dipercaya dan dihargai.
  7. Bekerja dengan pendekatan tim, mengenali keseimbangan antara bekerja sama, memimpin, dan mengikuti.
  8. Mengambil risiko yang sudah diperhitungkan, memperlihatkan keberanian dan ketangguhan ketika berhadapan dengan lawan.
  9. Merencanakan, memprioritaskan, dan memfokuskan terhadap hal-hal yang bersifat kritis.
  10. Memaparkan perencanaan karier secara individu.

Kurikulum pendidikan perpustakaan
Perguruan tinggi yang mengelola program studi ilmu perpustakaan memiliki peran penting dalam menciptakan pustakawan profesional yang memiliki kompetensi untuk tiap pekerjaan yang menjadi tugasnya. Sebagaimana disebutkan di atas, menurut Jesse Shera (1972), pustakawan harus memiliki latar belakang pendidikan profesional perpustakaan yang diperoleh dari lembaga pendidikan formal perpustakaan.

Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Peluang Lapangan Kerja Baru Lulusannya
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi atau ICT membuka peluang lapangan kerja baru bagi lulusan program studi perpustakaan dan informasi. Perkembangan teknologi internet telah mendorong tumbuhnya sejumlah besar perpustakaan digital (e-library) melalui internet. Berbagai informasi berbasis kertas yang selama ini merupakan primadona perpustakaan tradisional, sekarang telah banyak yang tersedia dalam bentuk elektronik. Sumberdaya informasi baru ini menjadi alternatif yang semakin penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi. Peluang bagi lulusan program studi perpustakaan antara lain adalah bekerja secara mandiri dengan profesi sebagai perantara informasi (information broker).

Permasalahan:
Masalah yang timbul adalah biasanya lembaga pendidikan perpustakaan memberikan kompetensi bagi lulusannya melalui kurikulum yang disusunnya sesuai dengan asumsi lembaga pendidikan itu sendiri. Akibatnya banyak lulusan suatu lembaga pendidikan perpustakaan yang belum siap ketika bekerja di perpustakaan atau pusat informasi lainnya. Banyak ilmu yang diperoleh di lembaga pendidikan perpustakaan tidak dapat dipraktikkan di lapangan misalnya pekerjaan penelusuran informasi masih diperlukan tambahan pengetahuan tentang web/portal melalui pelatihan atau kursus-kursus.

Solusi:
            Untuk mempertemukan kompetensi pustakawan antara lembaga pendidikan perpustakaan dalam hal ini perguruan tinggi yang seharusnya membuka disiplin ilmu perpustakaan dengan lembaga perpustakaan atau pusat informasi lainnya, perlu adanya kajian terhadap kurikulum apakah sudah mengacu kepada kompetensi pustakawan yang dituntut oleh lembaga perpustakaan atau dunia kerja. Kompetensi dan kurikulum tersebut tentunya harus mengacu pada paradigma baru dan dunia kerja di era globalisasi informasi saat ini.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wawancara Pedagang Ayam Penyet

Tugas proposal KP