Ilmu Sosial Dasar
Materi I
Ilmu Sosial
Dasar (Manusia dan Akal Pikiran, Jasmani dan Rohani)
A.
PENGERTIAN HAKIKAT MANUSIA
Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan
paling sempurna. Di dalam diri manusia terdapat apa – apa yang terdapat di
dalam makhluk hidup lainnya yang bersifat khsusus. Dia berkembang, bertambah
besar, makan, istirahat, melahirkan dan berkembang biak, menjaga dan dapat
membela dirinya, merasakan kekurangan dan membutuhkan yang lain sehingga berupaya
untuk memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang
dan cinta.Rasa takut dan aman, menyukai harta, menyukai kekuasaan dan
kepemilikan, rasa benci dan rasa suka, merasa senang dan sedih dan sebagainya
yang berupa perasaan-perasaan yang melahirkan rasa cinta. Hal itu juga telah
menciptakan dorongan dalam diri manusia untuk melakukan pemuasan rasa cintanya
itu dan memenuhi kebutuhannya sebagai akibat dari adanya potensi kehidupan yang
terdapat dalam dirinya. Oleh karena itu manusia senantiasa berusaha mendapatkan
apa yang sesuai dengan kebutuhannya,hal ini juga dialami oleh para
mahluk-mahluk hidup lainnya, hanya saja, manusia berbeda dengan makhluk hidup
lainnya dalam hal kesempurnaan tata cara untuk memperoleh benda-benda pemuas
kebutuhannya dan juga tata cara untuk memuaskan kebutuhannya tersebut. Makhluk
hidup lain melakukannya hanya berdasarkan naluri yang telah Tuhan ciptakan
untuknya sementara manusia melakukannya berdasarkan akal dan pikiran yang
telah dikaruniakan Tuhan kepadanya.
karakteristik manusia antara lain :
1.
AspekKreasi
2.
AspekIlmu
3.
AspekKehendak
4.
Pengarahan Akhlak
Beberapa Definisi Manusia :
1.
Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan
supranatural, yang mempunyai jiwa bebas dan hakikat – hakikat yg
mulia.
2.
Manusia adalah kemauan bebas. Yang berarti bahwa kemanusiaan telah masuk
ke dalam rantai kaualitas sebagai sumber utama yang bebas kepadanya dunia
alam, sejarah dan masyarakat sepenuhnya bergantung, serta terus menerus
melakukan campur tangan pada dan bertindak atas rangkaian deterministis ini.
Dua determinasi eksistensial, kebebasan dan pilihan, telah memberinya suatu
kualitas seperti Tuhan
3.
Manusia adalah makhluk yg sadar. Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya
refleksi yang menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia eksternal, menyingkap
rahasia yg tersembunyi dari pengamatan, dan mampu menganalisa
masing-masing realita dan peristiwa.
4.
Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini berarti bahwa ia mampu
mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
5.
Manusia adalah makhluk kreatif. Hal ini menyebabkan manusia memiliki kekuatan a
yang memberinya kemampuan untuk melewati parameter alami dari eksistensi
dirinya, memberinya perluasan dan kedalaman eksistensial yang tak terbatas, dan
menempatkannya pada suatu posisi untuk menikmati apa yang belum diberikan alam.
6.
Manusia adalah makhluk idealis. Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan
dan evolusi manusia. Idealisme tidak memberikan kesempatan untuk puas di dalam
batasan realita yang ada. Kekuatan inilah yang selalu memaksa manusia
untuk merenung, menemukan, menyelidiki, mewujudkan, membuat
dan mencipta dalam alam jasmaniah dan ruhaniah.
7.
Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai
nilai. Nilai yang terdiri dari ikatan yang ada antara manusia dan setiap
gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yg lebih tinggi daripada
motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat disebut ikatan suci, karena ia
dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa rela untuk membaktikan
atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.
8.
Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya
sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat
istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen,
memiliki kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya
hidup melawan kehidupan alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan
tanggung jawab yg tidak akan punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu
pada sistem nilai.
B. PERKEMBANGAN
MANUSIA
Kehadiran manusia pertama tidak
terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Asal usul manusia menurut
ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan tingkat
evolusinya, yaitu :
Pertama, tingkat pra manusia yang fosilnya
ditemukan di Johanesburg Afrika Selatan pada tahun 1942 yang dinamakan fosil
Australopithecus.
Kedua, tingkat manusia kera yang fosilnya
ditemukan di Solo pada tahun 1891 yang disebut pithecanthropus erectus.
Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang
lebih dekat kepada manusia modern yang sudah digolongkan genus yang sama, yaitu
Homo walaupun spesiesnya dibedakan.Fosil jenis ini di neander, karena
itu disebut Homo Neanderthalesis dan kerabatnya ditemukan di Solo (Homo
Soloensis).
Keempat, manusia modern atau Homo sapiens
yang telah pandai berpikir, menggunakan otak dan nalarnya.
Tahap – tahap perkembangan
manusia memiliki fase yang cukup panjang.Klasifikasi periode perkembangan
manusia meliputi :
1.
Periode pra kelahiran,
2.
masa bayi,
3.
masa awal anak anak,
4.
masa pertengahan dan akhir anak anak,
5.
masa remaja,
6.
masa awal dewasa,
7.
masa pertengahan dewasa dan
8.
masa akhir dewasa.
C.
POLA
PIKIR MANUSIA
Setiap manusia pasti memiliki pola
pikir dan cara pandang tentang segala hal, karena pada setiap manusia
dilengkapi dengan akal. Pola pikir membentuk kepribadian yang sangat unik dalam
hidup manusia. hal ini terutama terlihat dalam pola kita menentukan
cita-cita, impian dan tujuan hidup.
Proses pembentukan kerangka berpikir
dimulai sejak bayi dalam kandungan. Dengan bertambahnya usia bertambah pula
informasi yang masuk ke dalam pikiran. Berapa banyak informasi yang masuk ke
dalam pikiran ketika seseorang sudah remaja, pemuda, dewasa, orang tua dan nenek-kakek-
kita tidak tahu.
Informasi yang masuk ke dalam
pikiran pun beragam, mulai dari pengalaman diasuh oleh ibu, dididik orang
tua, dididik oleh guru di taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah,
dan kampus. Bukan hanya itu saja, masih ada pengalaman-pengalaman unik dalam
hidup kita seperti rasa cinta, kerugian , atau kecelakaan. Secara tidak
langsung pengalaman – pengalaman kita membentuk pola pikir kita.
Pola pikir itu sendiri dapat timbul
dengan sendirinya ketika manusia itu terbentur oleh suatu permasalahan yang
akhirnya menyebabkan terbentuk karakternya oleh permasalahannya itu sendiri.
Sehingga manusia itu memiliki langkah atau antisipasi yang bermacam – macam
dalam menyikapi setiap permasalahan tersebut yang akan terekam sebagai suatu pengalaman.
Informasi yang masuk ke dalam
pikiran membentuk ragam pola dalam pikiran. Besarnya pola tergantung dari
berapa sering informasi masuk ke dalam pikiran dan berapa dalam kesan yang
diberikannya. Semakin sering atau semakin berkesan sebuah informasi semakin
kuat pola pikir yang dibentuk.
Kuat atau besarnya pola pikir kita
akan berpengaruh terhadap informasi-informasi yang datang di kemudian hari.
akan ada informasi yang ditolak dan diterima dan ini tergantung dari pola yang
dominan dalam pikiran kita. Pola yang dominan inilah salah satu penyebab utama
mengapa muncul perbedaan pendapat atau perdebatan dalam percakapan, diskusi
atau rapat.
Pandangan – pandangan hidup pada
dasarnya terbentuk oleh beberapa faktor yang sangat dominan mempengaruhi
manusia, antara lain :
1.
Cita
– cita
2.
Pengalaman
3.
Pendidikikan
4.
Pergaulan
Keempat faktor tersebut merupakan
faktor yang membentuk dan mempengaruhi pola pikir, kedewasaan dan pandangan
hidup seseorang.
D.
HUBUNGAN
MANUSIA DENGAN AKAL PIKIRAN, JASMANI DAN ROHANI
Akal adalah suatau oeralatan
rohaniah manusia yang berfungsi untuk membedakan yang salah satu dan yang benar
serta menganalisi sesuatu yang kemampuannya tergantung pengalaman dan tingkat
pendidikan pemiliknya. Akal berfungsi untuk mengigat, menyimpulkan, menganalisa,
menilai apakah sesuai benar atau alah.
Jasmani adalah berhubungan dengan
kesehatan dan rekreai fisik, yang memberi kesanggupan untuk menjalankan hidup
yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembeda fiik yang layak.
Rohani adalah sesuatu hal yang
berasa diatas moral. Rohani dikaitkan dengan hati, kalbu, jiwa, mental, fikiran
dan sebagainya yang mewujudkan sebagai suatu unsur peribadi manusia yang paling
unik yang tidak dapat dilihat oleh pancaindera. Tetapi gejala dalam kerjanya dapat
dirasakan misalnya: menangkap dan menyimpan pengertian, mengingat, berfikir,
berkemahuan, rindu, sedih, gembira dan sebagainya. Jika seseorang sehat
rohaninya ia akan memiliki kemampuan beramal yang tinggi, gairah bekerja dan
bersemangat untuk maju dalam kebaikan. Sebaliknya
orang yang mengidap penyakit rohani akan memperlihatkan kemundurannya dalam
kemampuan bekerja, hilang gairah dan semangatnya untuk maju. Yang menonjol
hanyalah kelemahan dan kemalasan.
Kesimpulan:
Setiap anggota atau bagian dari tubuh
kita merupakan suatu kesatuan jaringan atau jalinan yang masing – masingnya
terhubung satu sama lain. Apa bila ada satu bagian yang rusak maka akan
berdampak pada bagian lainnya juga.
Terdapat tiga bagian
terpenting dari manusia yaitu, akal pikiran, Jasmani dan Rohani. Tiga
komponen terebut saling berkaitan satu sama lainnya. Akal merupakan
bagian terpenting, merupakan inti dari sistem tubuh kita. Akal mengatur segala
kegiatan yang ada pada tubuh kita, mulai dari kerja organ tubuh kita, sistem
perasaan, motifasi, pengambilan ketupusan dan penyikapan kita
terhadap sesuatu dalam hidup. Jasmani merupakan pendukung kegiatan yang
berkaitan dengan fisik kita, tetapi apa bila terganggu salah satu fungsinya
maka akan pula berpengaruh pada yang lainnya, bila jasmani kita baik maka
aktifitas kita pun berjalan lancar. Dan rohani meupakan kebutuhan kita terhadap
Tuhan. Kedekatan kita terhadap tuhan adalah segalanya. Dia lah yang berkehendak
dan menghendakan akan akan sesuatu. Oleh karena itu dibutuhkannya hubungan
baik antara kita dengan sang pencipta kita.
Materi II
Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan
A. Penduduk
1. Pengertian
penduduk
Pada
hakekatnya, pengertian mengenai penduduk lebih ditekankan pada komposisi umur,
jenis kelamin dan lain-lain, tetapi juga klasifikasi tenaga kerja dan watak
ekonomi, tingkat pendidikan, agama, ciri sosial, dan angka statistik lainnya
yang menyatakan distribusi frekuensi.
Penduduk
atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
Pertama orang yang tinggal di daerah tersebut. Dan kedua orang yang
secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang
mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan,
tetapi memilih tinggal di daerah lain. Dalam sosiologi, penduduk adalah
kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
Dalam
arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang
mendiami atau menduduki tempat tertentu misalnya pohon bakau yang terdapat pada
hutan bakau, atau kera yang menempati hutan tertentu. Bahkan populasi dapat
pula dikenakan pada benda-benda sejenis yang terdapat pada suatu tempat,
misalnya kursi dalam suatu gedung sekolah. Dalam kaitannya dengan manusia, maka
pengertian penduduk adalah manusia yang mendiami dunia atau bagian-bagiannya
(Ruslan H.Prawiro, 1981 : 3). Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu,
dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah
populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran.
Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu
mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan nilai
pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk
dunia.
2. Dinamika
pendudukDinamika Penduduk
Dinamika
kependudukan adalah perubahan kependudukan untuk suatu daerah tertentu dari
waktu ke waktu. pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat
kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi baik perpindahan ke
luar maupun ke luar. Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau penurunan
jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu. Pertumbuhan penduduk yang
minus berarti jumlah penduduk yang ada pada suatu daerah mengalami penurunan
yang bisa disebabkan oleh banyak hal. Pertumbuhan penduduk meningkat jika
jumlah kelahiran dan perpindahan penduduk dari luar ke dalam lebih besar dari
jumlah kematian dan perpindahan penduduk dari dalam ke luar.
3. Komposisi
Penduduk
Komposisi penduduk
suatu Negara dapat dibagi menurut komposisi tertentu, misalnya komposisi
penduduk menurut umur, menurut tingkat pendidikan, menurut pekerjaan dan
sebagainya. Dengan mengetahui komposisi penduduk menurut umur dan jenis
kelamin, dapat disusun/dibuat apa yang disebut piramida penduduk, yaitu grafik
susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin pada saat tertentu dalam bentuk
pyramid. Golongan laki-laki ada diseblah kiri dan perempuan disebelah kanan.
Garis aksisnya (vertical) menunjukkan interval umur dan gari horisontalnya
menunjukna jumlah atau prosentasi. Berdasarkan komposisinya piramida penduduk
dibedakan atas :
a. Penduduk
muda yaitu penduduk dalam pertumbuhan, alasannya lebih besar dan ujungnya
runcing, jumlah kelahiran lebih besar dari jumlah kematian
b. Bentuk
piramida stasioner, disini keadaan penduduk usia muda, usia dewasa dan lanjut
usia seimbang, pyramid penduduk stasioner ini merupakan idealnya keadaan
penduduk suatu Negara
c. Piramida
penduduk tua, yaitu piramida pendduk yang menggambarkan penduduk dalam
kemunduran, pyramid ini menunjukkan bahwa penduduk usia muda jumlanya lebih
kecil dibandingkan dengan penduduk dewasa, hal ini menjadi masalah karena jika
ini berjalan terus menerus memungkinkan penduduk akan menjadi musnah karena
kehabisan. Disini angka kelahiran lebih kecil dibandingkan angka kematian.
4. Persebaran
Penduduk
Kecenderungan
manusia untuk memilih daerah yang subur untuk tempat tinggalnya, terjadi sejak
pola hidup masih sangat sederhana. Itulah maka sejak masa purba daerah sangat
subur selalu menjadi perebutan mansuia, sehingga tidak salah lagi bahwa daerah
yang subur ini kemungkinan besar terjadi kepadatan penduduk. Sudah barang tentu
hal semacam ini terjadi didaerah/Negara yang pola hidup penduduknya masih
bertani. Daerah semacam inilah yang kemudian berkembang menjadi daerah
perkotaan, daerah tempat pemerintahan, daerah perdagangan dan sebagainya..
prinsip tempat tinggal mendekati tempat bekerja yang secara langsung atau
tidak, menimbulkan ketidakseimbangan penduduk ditiap-tiap daerah. Sehingga
terjadi daerah yang berpenduduk padat. Dari prinsip itulah kemudian
terjadi perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain.
5. Kepadatan
penduduk
Kepadatan
penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka
tinggal. Beberapa pengamat masyarakat percaya bahwa konsep kapasitas muat juga
berlaku pada penduduk bumi, yakni bahwa penduduk yang tak terkontrol dapat
menyebabkan katastrofi Malthus. Beberapa menyangkal pendapat ini. Grafik
berikut menunjukkan kenaikan logistik penduduk. Negara-negara kecil biasanya
memiliki kepadatan penduduk tertinggi, di antaranya: Monako, Singapura,
Vatikan, dan Malta. Di antara negara besar yang memiliki kepadatan penduduk
tinggi adalah Jepang dan Bangladesh.
6. Pengendalian
jumlah penduduk
Pengendalian
penduduk adalah kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk, umumnya dengan
mengurangi jumlah kelahiran. Dokumen dari Yunani Kuno telah membuktikan adanya
upaya pengendalian jumlah penduduk sejak zaman dahulu kala. Salah satu contoh
pengendalian penduduk yang dipaksakan terjadi di Republik Rakyat Cina yang
terkenal dengan kebijakannya 'satu anak cukup'; kebijakan ini diduga banyak
menyebabkan terjadinya aksi pembunuhan bayi, pengguguran kandungan yang
dipaksakan, serta sterilisasi wajib. Indonesia juga menerapkan pengendalian
penduduk, yang dikenal dengan program Keluarga Berencana (KB), meski program
ini cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan. Program ini dinilai
berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia.
7. Penurunan
jumlah penduduk
Berkurangnya
jumlah penduduk menyebabkan turunnya jumlah populasi pada sebuah daerah. Hal
ini disebabkan oleh perpindahan daerah kesuburan atau oleh emigrasi
besar-besaran. Juga oleh penyakit, kelaparan maupun perang. Namun seringkali
oleh gabungan faktor-faktor tersebut. Di masa lampau penurunan jumlah penduduk
disebabkan terutama sekali oleh penyakit. Pada tahun-tahun belakangan ini
populasi penduduk Rusia dan tujuh belas bekas negara komunis lainnya mulai
menurun (1995-2005). Kasus Black Death di Eropa atau datangnya
penyakit-penyakit dari dunia lama ke Amerika merupakan faktor penyebab turunnya
jumlah penduduk.
8. Ledakan
penduduk
Buku
berjudul The Population Bomb (Ledakan Penduduk) pada tahun 1968
oleh Paul R. Ehrlich meramalkan adanya bencana kemanusiaan akibat
terlalu banyaknya penduduk danledakan penduduk. Karya tersebut menggunakan
argumen yang sama seperti yang dikemukakan Thomas
Malthus dalam An Essay on the Principle of Population (1798),
bahwa laju pertumbuhan penduduk mengikuti pertumbuhan eksponensial dan akan
melampaui suplai makanan yang akan mengakibatkan kelaparan.
9. Penduduk
dunia
Berdasarkan
estimasi yang diterbitkan oleh Biro Sensus Amerika Serikat, penduduk dunia
mencapai 6,5 milyar jiwa pada tanggal 26 Februari 2006 pukul 07.16 ngan
proyeksi populasi, angka ini teWIB. Dari sekitar 6,5 milyar penduduk dunia, 4
milyar diantaranya tinggal di Asia. Tujuh dari sepuluh negara berpenduduk
terbanyak di dunia berada di Asia (meski Rusia juga terletak di
Eropa). Sejalan derus bertambah dengan kecepatan yang belum ada dalam
sejarah. Diperkirakan seperlima dari seluruh manusia yang pernah hidup pada
enam ribu tahun terakhir, hidup pada saat ini.
Pada
tanggal 19 Oktober 2012 pukul 03.36 WIB, jumlah penduduk dunia akan mencapai 7
milyar jiwa. Badan Kependudukan PBB menetapkan tanggal 12 Oktober 1999 sebagai
tanggal dimana penduduk dunia mencapai 6 milyar jiwa, sekitar 12 tahun setelah
penduduk dunia mencapai 5 milyar jiwa. Berikut adalah peringkat negara-negara
di dunia berdasarkan jumlah penduduk (2005):
a. Republik
Rakyat Cina (1.306.313.812 jiwa)
b. India
(1.103.600.000 jiwa)
c. Amerika
Serikat (298.186.698 jiwa)
d. Indonesia
(241.973.879 jiwa)
e. Brasil
(186.112.794 jiwa)
f. Pakistan
(162.419.946 jiwa)
g. Bangladesh
(144.319.628 jiwa)
h. Rusia
(143.420.309 jiwa)
i. Nigeria
(128.771.988 jiwa)
j. Jepang
(127.417.244 jiwa)
B. Masyarakat
1. Pengertian
masyarakat
Masyarakat
(sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian
besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok
tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam
bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu
jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas
yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam
satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh
Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah
masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama.
Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka
berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat
sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian.
Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat
pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural
intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap
masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang
terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional. Masyarakat dapat pula
diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan
kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan
masyarakat negara.
Kata society berasal
dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang
lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti
society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society
mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan
yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
Penduduk,
masyarakat dan kebudayaan mempunyai hubungan yang erat antara satu sama
lainnya. Dimana penduduk adalah sekumpulan manusia yang menempati wilayah
geografi dan ruang tertentu. Sedangkan masyarakat merupakan sekumpulan penduduk
yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah tertentu dan terikat oleh
peraturan – peraturan yang berlaku di dalam wilayah tersebut. Masyarakat
tersebutlah yang menciptakan dan melestarikan kebudayaan; baik yang mereka
dapat dari nenek moyang mereka ataupun kebudayaan baru yang tumbuh seiring
dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu penduduk, masyarakat dan kebudayaan merupakan
hal yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan sendiri berarti hasil karya manusia
untuk melangsungkan ataupun melengkapi kebutuhan hidupnya yang kemudian menjadi
sesuatu yang melekat dan menjadi ciri khas dari pada manusia ( masyarakat )
tersebut.
Menurut
Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial.Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan
gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau
masyarakat. Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok
antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi
sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya
masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial,
musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya. Masalah sosial dapat dikategorikan
menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain:
a. Faktor
Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
b. Faktor
Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
c. Faktor
Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
d. Faktor
Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
C. Kebudayaan
1. Pengertian
Kebudayaan
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi
yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward
Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
Dari
berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
2. Perkembangan
Dan Perubahan Kebudayaan
Kebudayaan
selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, hanya saja ada suatu masyarakat yang
lebih baik perkembangan kebudayaannya dari pada masyarakat lainnya untuk
memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya. Pengertian kebudayaan banyak sekali
dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi, yang merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil
dari karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi
dan kebudayaan kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasa alam
sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk kepntingan
masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa
manusia mewujudkan segala norma dan nilai masyarakat yang perlu untuk mengatur
masalah-masalah kemasarakatan alam arti luas, didalamnya termasuk, agama,
ideology, kebatinan, kenesenian dan semua unusr yang merupakan hasil ekspresi
dari jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. Selanjtunya cipta
merupakan kemampuan mental, kemampuan piker dari orang yang hidup bermasyarakat
dan yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan. Rasa dan
cipta dinamakan kebudayaan rohaniah. Semua karya, rasa dan cipta dikuasai oleh
karsa dari orang-orang yang menentukan kegunaannya, agar sesuai dengan
kepentingan sebagian besar, bahkan seluruh masyarakat.
Dari
pengetian tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan itu merupakan keseluruhan ari
pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang digunakan untuk
menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, untuk memenuhi
segala kebutuhannya serta mendorong terwujudnya kelakuan manusia itu sendiri.
Atas dasar itulah para ahli mengemukakan adanya unsur kebudayaan yang
umumnya diperinci menjadi 7 unsur yaitu :
a. Unsur
religi
b. Sistem
kemasyarakatan
c. Sistem
peralatan
d. Sistem
mata pencaharian hidup
e. Sistem
bahasa
f. Sistem
pengetahuan
g. Unsur
seni
Bertitik dari sistem
inilah maka kebudayaan paling sedikit memiliki 3 wujud antara lain :
a. wujud
sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, norma, peraturan dan sejenisnya. Ini
merupakan wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, lokasinya dalam pikiran
masyarakat dimana kebudayaan itu hidup.
b. kebudayaan
sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam
masyarakat.
c. kebudayaan
sebagai benda hasil karya manusia
Perubahan
kebudayaan pada dasarnya tidak lain dari para perubahan manusia yang hidup
dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan itu. Perubahan itu terjadi karena
manusia mengadakan hubungan dengan manusia lainnya, atau karena hubungan antara
kelompok manusia dalam masyarakat. Tidak ada kebudayaan yanga statis, setiap
perubahan kebudayaan mempunyai dinamika, mengalami perubahan; perubahan itu
akibat dari perubahan masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tersebut.
3. Kebudayaan
Sebagai Pengikat Kehidupan Bermasyarakat
Dalam
sejarah perjuangan bangsa para perintis telah dengan susah payah membangun dan
mempertahankan bangsa ini. Membangun tentu membutuhkan proses yang panjang..
Pembangunan membutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang mengedepankan
kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi dan golongan. Berbicara tentang
kebudayaan berarti tidak terlepas dari tuntutan harga diri atau jati diri anak
bangsa. Secara nasional kebudayaan adalah pencerminan sebuah bangsa yang
memberikan dampak positif dalam membangun bangsa yang demokratif dengan
mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Kebudayaan daerah merupakan bagian dari
budaya bangsa yang perlu dipertahankan nilai-nilai kemanusiaannya. Seorang
tokoh atau pemimpin perlu memahami tentang tata krama atau tatanan dalam
memberikan arah dan kebijakan untuk memajukan pemerintah, pembangunan dan
kemasyarakatan dimana dia berada. Kebudayaan dapat dijadikan modal dasar dalam
gerak dan langkah sesuai bidang tugas dan fungsi kita masing-masing sebab
kebudayaan yang ditinggalkan oleh nenek moyang kita sangat banyak memberikan
sebuah kebenaran yang berdasar pada etika dan moral. Memang kita tahu bahwa
untuk merubah perilaku manusia membutuhkan suatu proses. Satu hal yang perlu
dikoreksi adalah kurang peduli dan konsistennya mayarakat terhadap nilai-nilai
kebudayaan sehingga bisa memunculkan berbagai dikonomi persepsi. Apakah dari
kalangan masyarakat, mahasiswa, para politisi dan juga pemerintah padahal
kebudayaan adalah sebuah pencerminan dari sebuah bangsa terletak pada budaya.
Orang bisa melakukan kesalahan besar atau kecil itu karena tidak memahami
nilai-nilai budayanya. Kenapa munculnya korupsi, kolusi dan nepotisme? Ini
sebagai akibat dari ketidaktahuan budaya nenek moyang kita karena nenek moyang
yang merupakan perintis kebudayaan yang mewariskan kepada kita bukan budaya
orang pencuri atau korupsi tetapi orang yang berbudaya adalah orang yang tahu
tentang harga diri manusia dan lingkungannya. Untuk itu budaya yang kuat
apabila pemerintah dan seluruh masyarakat merasa memiliki daerahnya tanpa ada
indikasi sebuah perbedaan baik suku, agama dan darimana dia berasal hal ini
bila diwujudkan maka kita akan terkenal karena budayanya.
D. Keterkaitan
Antara Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan
Penduduk,
masyarakat dan kebudayaan mempunyai hubungan yang erat antara satu sama
lainnya. Dimana penduduk adalah sekumpulan manusia yang menempati wilayah
geografi dan ruang tertentu. Sedangkan masyarakat merupakan sekumpulan penduduk
yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah tertentu dan terikat oleh
peraturan – peraturan yang berlaku di dalam wilayah tersebut. Masyarakat
tersebutlah yang menciptakan dan melestarikan kebudayaan; baik yang mereka
dapat dari nenek moyang mereka ataupun kebudayaan baru yang tumbuh seiring
dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu penduduk, masyarakat dan kebudayaan
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan sendiri berarti hasil
karya manusia untuk melangsungkan ataupun melengkapi kebutuhan hidupnya yang
kemudian menjadi sesuatu yang melekat dan menjadi ciri khas dari pada manusia (
masyarakat ) tersebut. Masyarakat dan kebudayaan terus berkembang dari masa ke
masa. Pada zaman dahulu, manusia hidup berpindah dari suatu tempat ke tempat
lainnya, masyarakat yang hidup dalam keadaan yang seperti ini di sebut dengan
masyarakat nomaden. Mereka berpindah ke tempat lain jika bahan makanan yang ada
di derah mereka telah habis. Namun, seiring dengan waktu mereka mulai belajar
untuk melestarikan daerah di mana mereka tinggal. Mereka mulai bercocok tanam
dan berternak untuk melangsungkan kehidupan mereka. Hingga saat ini kegiatan
bercocok tanam ( bertani ) menjadi ciri khusus masyarakat Indonesia dan dengan
demi kian Indonesia di sebut dengan negara agraris, karena sebagian besar
masyarakatnya berprofesi sebagai petani hingga mereka dapat memenuhi kebutuhan
pangannya sendiri. Masyarakat zaman dahulupun meninggalkan hasil kebudayaan
yang beraneka ragam, mulai dari peralatan, bahasa, lagu, bangunan – bangunan,
hingga berbagai macam upacara adat. Hasil kebudayan pada zaman prasejarah
merupakan benda – benda tua yang terbuat dari batu – batu alam dan tulang –
tulang binatang. Alat – alat tersebut mereka ciptakan untuk berburu binatang.
Pada zaman purba, masyarakat mulai tumbuh dan berkembang beserta dengan
tumbuhnya peraturan – peraturan yang berlaku dan mengikat keberadaan masyarakat
tersebut. Mereka hidup di bawah pimpinan raja yang berkuasa. Mereka juga mulai
mengenal tulisan. Pada zaman ini masyarakat mulai mengenal suatu kepercayaan
yang lebih jelas jika dibandingkan dengan masyarakat yang hidup pada zaman
sebelumnya. Mereka yang dulu hidup dengan menyembah batu dan pepohonan besar
kini mulai menyembah apa yang mereka sebut sebagai Tuhan. Kepercayaan yang
berkembang pada zaman ini adalah agama Hindu dan Budha. Kedua agama ini membawa
pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat dan kebudayaan Indonesia. Bukan
hanya dari segi kebudayaan tetapi juga dalam bentuk susunan masyarakat hingga
kepada adat istiadat, karya seni dan sastra serta bentuk bangunan. Banyak
sekali karya seni berupa lukisan, patung – patung dan candi – candi yang
bercorak hindu maupun budha yang di bangun pada zaman ini. Zaman madya ditandai
dengan masuknya agama Islam. Agama Islam menyebar dengan cepatnya menyebar di
Indonesia. Agama Islam juga memberikan pengaruh yang cukup besar bagi
perkembangan kebudayaan di Indonesia. Islam memberikan sentuhan baru bagi
perkembangan bangunan – bangunan dan karya seni maupun sastra di Indonesia.
Zaman baru di mulai sejak masuknya pengaruh barat ke Indonesia. Hingga saat ini
zaman baru masih berlangsung. Proses berkembangnya kebudayaanpun masih terus
berlangsung. Zaman baru membawa pengaruh dan perubahan yang besar. Mulai dari
gaya hidup, cara berpakaian, bentuk bangunan dan lain – lain. Kebudayaan yang
berasal dari luarpun tak hanya masuk, namun sebagian dari mereka bercampur
dengan kebudayaan asli Indonesia sehingga terciptalah suatu kebudayaan yang
baru. Kebudayaan sendiri sebenarnya bergantung kepada bagaimana masyarakat itu
tinggal dan berkomunikasi dengan sesamanya. Dengan demikian setiap Negara
memiliki kebudayaan yang berbeda. Kebudayaan tidak akan pernah berhenti untuk
berkembang selama masyarakat terus berkembang dan belajar demi kelangsungan
hidupnya.
Kesimpulan:
Dari pembahasan di atas
dapat saya simpulkan:
1. Yang
dinamakan penduduk berarti sekumpulan manusia yang menempati wilayah geografi
dan ruang tertentu.
2. Sedangkan
masyarakat merupakan sekumpulan penduduk yang saling berinteraksi dalam suatu
wilayah tertentu dan terikat oleh peraturan – peraturan yang berlaku di dalam
wilayah tersebut.
3. Kebudayaan
adalah semua hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat.
4. Karya
masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang diperlukan
manusia untuk menguasa alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat
diabdikan untuk kepntingan masyarakat.
5. Budaya
yang kuat apabila pemerintah dan seluruh masyarakat merasa memiliki daerahnya
tanpa ada indikasi sebuah perbedaan baik suku, agama dan darimana dia berasal.
Materi III
Masalah individu keluarga dan
masyarakat
A.
INDIVIDU
Dalam bahasa latin individu berasal
dari kata individuum,yang artinya tak berbagi. Dalam bahasa inggris
individu berasal dari kata in dandivided. Yang artinya
tidak berbagi.jadi individu artinya tidak terbagi atau satu kesatuan. Manusia
sebagai makhluk individu memliki unsur jasmani dan rohani,unsur fisik dan
psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan manusia individu manakala
unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya.individu mengandung arti bahwa
unnsur yang ada dalam diri individu tidak terbagi. jadi sebutan individu hanya
tepat bagi manusia yang memiliki keutuhan jasmani dan rohani, keutuhan fisik
dan psikisnya, keutuhan raga dan jiwanya.
Walaupun secara umum manusia itu
memiliki perangkat fisik yang sama, tetapi jika perhatian kita tunjukan pada
perhatian yang lebih detail, maka akan terdapat perbedaan.perbedaan itu
terletak pada bentuk, ukuran, sifat.seorang individu adalah perpaduan antara
genotif dan fenoti genotid adalah faktor yang di bawa individu sejak lahir, ia
merupakan faktor keturunan dibawa sejak lahir. berupa sifat atau karakter kita
yang mirip orang tua kita. Kalau seorang individu memiliki ciri fisik dan
karakter atau sifat yang di bawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan
karakter atau sifat yang di pengaruhi oleh faktor lingkungan (fenotipe).
faktor lingkungan ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari
seseorang. Karakteristik khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan kepribadian.
Menurut Sumatmadja Nursyd (dalam
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR: Tahun 2005) kepribadian adalah seluruh prilaku
indivudu yang merupakan hasil interaksi antara potensi- potensi biopsikofisikal
(fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi
lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental
pskologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Setiap orang memiliki
kepribadian yang membedakan dirinya dengan yang lain, kepribadian seseorang itu
di pengaruhi oleh factor genotype dan fenotipe yang saling berinteraksi
terus-menerus selain individu, kelompok sosial yang lebih besar seperti
keluarga memiliki ciri ,karakteristik, kebiasaan yang berbeda-beda pula.
B.
KELUARGA
Keluarga adalah suatu kelompok yang
terdiri dari beberapa individu yang terikat dengan adanya hubungan perkawinan
atau darah. Keluarga yang terdiri dari Ayah, ibu dan anak biasanya di sebut
dengan keluarga inti. Keluarga ini memiliki fungsi dimana individu-individu itu
pada dasarnya dapat menikmati bantuan utama dari sesamanya,serta keamanan dalam
hidupnya.
Selain itu dalam keluarga inti, anak-anak
yang masih belum berdaya mendapat pengasuhan dan pendidikan pertama kali,
Mattewatie anna ( dalam Kuntjraningrat1990 :110) Namun menurut sebagian
masyarakat bahwa yang disebut keluarga tidak hanya terdiri dari ayah, ibu dan
anak akan tetapi orang yang hidup serumah bisa saja di sebut keluarga dengan
ada atau tidaknya hubungan darah.
Dalam suatu keluarga, apa lagi
keluarga itu tidak terdiri dari ayah-ibu dan anak masih ada orang lain yang
hidup bersama dalam satu rumah, maka dirasa cukup rawan konflik. Ini tentunya
dalam keluarga tersebut ada aturan-aturan tertentu yang harus di patuhi, namun
belum tentu diterima oleh anggota di keluarga inti. Pada kehidupan keluarga
inti terdapat berbagai macam norma atau aturan yang terkandung di dalamnya.
Nilai-nilai itu seperti: keagamaan, sopan santun (tata karma),
sosialisasi, pendidikan, kejujuran dan lainnya.
Ada beberapa faktor dalam mempersiapkan sumber daya manusia
yang berkualitas, antara lain :
1. Agama adalah
sikap masyarakat atau kelompok manusia terhadap kekuasaan dan kekuatan mutlak
yang dianggap atau diyakini sebagiai suatu yang menentukan atau berperan
menentukan kepentingan nasib sekelompok manusia itu sendiri, yang kemudian
menjadi suatu sistem untuk mengatur antar hubungan antar manusia dengan Tuhan,
dunia gaib, dan antara manusia dan sesama manusia dengan lingkungan.
Dalam kehidupan manusia, khususnya
masyarakat Indonesia agama merupakan salah satu unsur yang sangat penting. Hal
itu terbukti dengan di masukkannya keTuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama
dalam Pancasila, yang merupakan dasar Negara. Ini menujukan bahwa masyarakat
Indonesia menghargai suasana kehidupan yang bersifat keagamaan.
Dalam pendidikan agama, nilai moral
menduduki tempat yang sangat penting. Artinya pendidikan agama lebih cenderung
mementingkan nilai moral, pentingnya pendididkan agama pada kehidupan
masyarakat, sebab di dalamnya terkandung kejujuran, kebenaran, keadilan, dan
pengabdian. Bagi warga masyarakat yang beragama diharapkan dalam kehidupannya
dapat bertingkah laku secara baik ( bermoral) .Artinya orang tersebut dapat
bertingkah laku sesui dengan nilai-nilai moral yang berlaku dalam suatu
kelompok.
Nilai-nilai itu tentunya antara
kelompok satu dengan kelompok lainnya. Pada kehidupan keluarga,orang tua pada
umumnya mengharapkan supaya anaknya tumbuh dan berkembang menjadi orang yang
baik, soleh atau soleha, anak di harapkan tidak terjerumus dalam
perbuatan-perbuatan yang nista, yang dapat merugikan orang lain . Apabila
seseorang menginginkan keluarganya sejahtera, salah satunya menghindarkan diri
dari perbuatan-perbuatan amoral atau tercela dengan kata lain keluarga tersebut
tentunya dapat dengan baik melaksanakan ibadah agamanya. para orang tua pada
umumnya menyadari pentingnya pendidikan agama pada anak-anak. Hal ini
berdasarkan dari pandangan mereka terhadap agama sebagai pedoman atau tuntunan
hidup.menurut mereka apabila anak tidak mendapatkan pendidikan agama prilaku
anak cenderung sulit dikendalikan. Ini di karenakan anak tidak merasa mampunyai
beban moral, bila melakukan tindakan kurang terpuji.
2. Tata
karma.
Tata karma atau sering pula yang
disebut sopan santun adalah aturan yang berlaku dalam kehidupan atau pergaulan
dalam masyarakat, yang sudah berlaku secara turun temurun. Dengan adanya tata
krama dan sopan santun yang baik dalam pergaulan di masyarakat diharapkan akan
tercipta suatu ketenangan dan ketentraman hidup.
Di sini orang tua punya peranan yang
sangat penting, orang tua dianggap sebagai tuntunan atau panutan dari anak-anaknya.
Dalam menanamkan nilai-nilai tata krama para orang tua sering menemui hambatan,
antaranya adanya pandangan dari generasi muda, bahwa nasehat orang tua sudah
tidak sesuai lagi dengan keadaan masa sekarang. anggapan seperti itu sungguh
sangat memprihatinkan, karena bila nasehat orang tua sudah tidak di dengar atau
di perhatikan anak, anak cenderung lepas kendali, dan bisa berbuat semaunya
sendiri.
Untuk mengatasi keadaan ini salah
satunya orang tua berusaha menanamkan adab tata karma sejak anak masih kecil,
karena anak masih kecil belum terpengaruh sehingga lebih mudah untuk di arahkan
ke prilaku yamg positif.
3. Perlindungan.
Dalam kehidupan di masyarakat,
keluarga merupakan tempat berlindung yang pertam kali dan paling penting bagi
anggotanya. secara sosial budaya keluarga sebagai pelindung pertama bagi
anak-anaknya. Anak selalu dididik, diarahkan dan dilindungi dari pengaruh
linkungan khususnya yang negative bagi perkembangan jiwanya. semetara secara
fisik keluarga berusaha melindungi atau menghindarkan anak-anak dari serangan
penyakit yang dapat mengakibatkan terganggunya perkembangan fisik atau bahkan
merenggut jiwanya.
Perlindungan non fisik bagi
perkembangan anak menurut sebagian besar masyarakat memang diperlukan.hal ini
dikarenakan jika tidak dibekali dari awal tentang masalah-masalah sosial yang
nantinya di hadapi dalam pergaulan di masyarakat, mereka khawatir anaknya
cenderung terpengaruh perilaku yang negative. Perlindunga bagi anak-anak sangat
penting dalam kehidupan suatu keluarga, dalam satu kehidupan harus ada
keterbukaan supaya anak mempunyai keberanian meminta atau mengemukakan masalah
yang sedang di hadapinya.
Dengan adanya keterbukaan, maka anak
akan merasa di lindungi. Anak merasa keluarga sebagai tempat berlindung yang
pertama. Anak merasa terayomi oleh keluarga, khususnya orang tua. Kalau
perlindungan yang dicari tidak dapat diperoleh dalam keluarga, anak akan
mencari perlindungan yang lain di luar keluarganya. Jika hal itu terjadi, orang
tua akan mengalami kesulitan untuk mengontrol perilaku anak terutama disaat di
luar rumah.
Untuk itu kalau bisa anak sejak dini
mulai diperkenalkan dengan nilai yang kiranya dapat melindungi dari perbuatan
tercela atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di
masyarakat supaya bisa terhindar dari hal-hal yang negative,orang tua dituntut
mampu memberikan perhatian kepada anak dan juga mampu menjadi figur yang
diteladani oleh anak.Keluarga juga sebagai pelindung terhadap perkembangan
fisik anak-anak. Pekembangan fisik yang dimaksud dalam kontek ini adalah
tentang kesehatan bagi anggota keluarganya.
4.
Keharmonisan.
Hormonis sama dengan selaras atau
serasi. Jadi yang dimaksud dalam kontek ini adalah keselarasan atau keserasian
hubungan antar individu didalam satu keluarga yang terdiri dari beberapa
individu. Oleh karena hubungan selaras yang disebut harmonis ini merupakan
suatu cita-cita setiap orang dalam mengarungi kehidupan berumah tangga. Namun
demikian untuk mencapai nilai ideal seperti diatas kiranya tidaklah mudah. Sebab
bagaimanapun dalam kehidupan keluarga tidak akan lepas sama sekali dari
permasalahan atau konflik. Hanya saja tinggal bagaimana keadaan konflik
tersebut, apakah hanya temporer dan mampu diatasi atau sering bahkan menjurus
ke perpecahan.
Menurut Anna Mattewatie (Dalam
matindas 1997:6) “ konflik dalam sebuah keluarga sangat diperlukan.Sebab
melalui konflik setiap pihak akan belajar mengenali individu secara lebih
mendalam. Meski begitu tidaklah semua konflik yang ditampilkan lewat berbagai
reaksi perilaku itu bermanfaat bagi kehidupan keluarga.” Dalam kehidupan
keluarga, nilai keharmonisan memang sangat perlu untuk selalu di junjung
tinggi. Konflik dalam keluarga dianggap wajar, asal tidak berlebihan dan dapat
cepat diatasi. Menurut anna mattewatie (dalam Sumbung 1993:9) “keharmonisan
atau kasih sayang mempuyai fungsi sebagai suatu perwujudan bahwa hakikatnya
manusia haruslah saling mencintai dan mengasihi sesama anggota keluarga.
Untuk itu setiap anggota keluarga
diharapkan mampu melakukan komunikasi dan mau menghargai serta saling
pengertian”. Yang lebih penting adalah kedekatan hubungan orang tua dengan anak
yang dibutuhkan anak bukan pemenuhan materi, namun pemenuhan perhatian, kasih
sayang yang diberikan orang tua kepada dirinya.keluarga yang harmonis memang
merupakan keluarga yang ideal dan dicita-citakan oleh setiap orang yang akan
atau baru melangkah kejenjang perkawinan.
5. Reproduksi
Mempunyai anak merupakan dambaan dan
prestise setiap orang yang sudah berkeluarga. Baik orang yang tinggal di desa
maupun di kota bila sudah berkeluarga anak selalu di tunggu kehadirannya.
Dengan demikian tujuan utama orang ingin mempunyai anak adaalah alasan
emosional. Banyak orang mengganggap kehadiran anak akan menambah (memberi)
suasana hangat dalam suatu keluarga. suasana kehangatan tersebut mengakibatkan
keadaan terasa damai dan tentram. selain itu masyarakat juga beranggapan ,anak
merupakan jaminan bagi hari tua mereka. Kecuali itu ada alasan lain pada segi
ekonomi, yakni mungkin untuk melibatkan sebayak mungkin anggota keluarga dalam
berbagai aktivitas dalam rangka mencukupi kebutuhan hidup.
Apa yang dikemukakan di atas seperti
mempunyai anak dalam jumlah yang banyak, pada saat ini rupanya sudah mulai di
tinggalkan. Selain adanya anjuran pemerintah agar pasangan usia subur (PUS)
megikuti program keluarga berencana ( KB), ada beberapa alasan mengapa mereka
menghendaki keluarga kecil yaitu hanya dua atau tiga anak saja. memang pada
masa dulu banyak anak dapat meningkatkan gengsi, tetapi sekarang zamannya sudah
terbalik. Dengan alasan-alasan tertentu orang tidak lagi mengiginkan anak
banyak. untuk membatasi jumlah anak dalam satu keluarga, maka banyak pasangan
suami istri yang mengikuti program KB. Anak merupakan karunia atau titipan
tuhan yang diberikan kepada manusia (orang tua). Dengan demikian kehadiran anak
di tengah keluarga tentunya harus disyukuri. Oleh karena merupakan titipan,
maka kita harus menjaga dan merawatnya sebaik mungkin, harus bertanggung jawab
atas keselamatannya baik di dunia maupun di akhirat.
6. Sosialisasi dan pendidikan
Sosialisasi dan pendidikan ini
menjadi fungsi yang sangat penting, sebab dengan jumlah anak yang sedikit saja
dalam masa reproduksi, anak-anak di persiapkan menjadi generasi yang lebih baik
dari generasi yang sebelumnya. Di dalam keluarganyalah anak mendapat pendidikan
dari orang lain, mulai mengenal orang lain. Jadi proses sosialisasi anak di
mulai dari dalam lingkup keluarga terlebih dahulu. Ini dikarenakan manusia
tidaklah seperti binatang yang hidup tanpa bantuan yang lain
Menurut soekanto manusia tidak dapat
hidup tanpa bantuan manusia lain mesti sering kali terdengar orang berupaya
untuk hidup menyendiri, namun pada akhirnya mereka pun akan kembali pada
kelompok atau keluarganya.andai kata manusia dapat hidup sendiri itu hanya sementara
waktu. Hal itu menujukan bahwa sosialisasi dan pendidikan memang sangat penting
bagi seseorang. Dengan demikian proses sosialisasi terhadap anak mempunyai
fungsi untuk mengarahkan supaya anak tersebut nantinya mampu menuju kearah
kedewasaan lahir maupun batin dan mampu pula bersikap mandiri.
Pendidikan selain digunakan sebagai
sarana mencari lapangan kerja, juga dapat berfungsi sebagai modal pergaulan
Dalam kehidupan di masyarakat, serta melatih anak agar lebih bertanggunag jawab
atau lebih mampu mandiri.Guna menambah pengetahuan anak di luar pendidikan
formalnya orang tua banyak yang berusaha mengarahkan anaknya kependidikan les.
Alasannya adalah untuk menambah pengetahuan supaya anak lebih berprestasi.
Dengan demikian orangtua berharap
anak akan mudah mencari pendidikan lanjutan. Oleh karena itu bila anak tidak
diikutkan pendidikan di luar jam sekolah, maka dianggap kurang bisa bersaing
dan nantinya mendapat kesulitan mencari sekolah lanjutan yang lebih
berkualitas. Selain pendidikan di luar jam sekolah, bekal keterampilan juga di
berikan orang tua kepada anak.Bekal keterampilan ini dimaksudkan guna
mengantisipasi masa depan anak.Hal ini melihat kenyataan dewasa ini persaingan
mencari kerja semakin tinggi.Untuk itu orang tua menjaga kemungkinan –kemungkinan
yang kurang diharapkan.
Menurut HP Mulyono (dalam anna
mattewatie).Bahwa tujuan membekali keterampilan kepada anak sebagai antisipasi
apabila anak tidak mendapat pekerjaan atau pekerjaan yang di dapat belum sesuai
dengan tingkat pendidikannya, maka sang anak dapat diharapkan menciptakan
lapangan kerja sendiri sesuai bakat dan keterampilannya.Disini orang tua merasa
puas, Karena anaknya bisa mentas, mampu mencari penghasilan walaupun tidak
harus menjadi pegawai, namun disektor lain. Nilai –nilai budaya Dalam keluarga
sejahtera Di dalam sebuah masyarakat yang pernah di kenal, hampir semua orang
hidup terikat dalam jaringan kewajiban dan hak keluarga yang disebut hubungan
peran (rule relation).
Seseorang disadarkan akan adanya
hubungan peran tersebut, karena proses sosialisasi yang sudah berlangsung sejak
masa anak-anak, yaitu suatu proses dimana dia belajar mengetahui apa yang
dikehendaki oleh aggota keluarga lain, yang akhirnya menimbulkan kesadaran
tentang kebenaran yang dikehendaki. Karya etika dan moral yang tertua,
menerangkan bahwa masyarakat kehilangan kekuatan jika anggotanya gagal dalam
melaksanakan tanggung jawab keluarganya. Confusius umpamanya berpendapat, bahwa
kebahagiaan dan kemakmuran akan tetap ada dalam msayarakat jika semua orang bertindak “benar”
sebagai anggota keluarga dan menyadari bahwa orang harus mentaati kewajibannya
sebagai anggota masyarakat.( William, 1985;1).
Kedudukan utama setiap keluarga
ialah fungsi perantara pada masyarakat.sebagai hubungan pribadi dengan sturktur
social yang lebih besar. Suatu masyarakat tidak akan bertahan jika kebutuhannya
yang bermacam-macam tidak dapat dipenuhi, seperti umpamanya produksi atau
makanan. Oleh karena keluarga itu sendiri terdiri dari pribadi-pribadi, tetapi
merupakan bagian dari jaringan social yang lebih besar.Oleh sebab itu seseorang
selalu dalam pengawasansaudara-saudaranya.yang merasa bebas untuk mengkritik,
menyarankan ,memerintah, membujuk, merayu, memuji, bahkan mengancam agar orang
itu melakukan kewajiban yang telah di bebankannya.( William,1985;4).
Keluarga mempunyai beberapa ciri
yang mempermudah proses sosialisasi. Keluarga dapat bertahan lama karena secara
biologis manusia mempunyai hidup yang lebih panjang dibandingkan dengan makhluk
lain, serta adanya ikatan-ikatan antar anggotanya. Hal demikian memberikan
kesempatan luas untuk meneruskan tradisi kebudayaan kepada anak-anaknya.
Hubungan keluarga (khusus nya ibu dan anak) secara emosional sangat erat, ini
tentunya mempermudah proses pedidikan (sosialisasi).
Selain itu adanya pola kekuasaan
jiga memberikan kekuatan pada apa yang dipelajari,yaitu kekuasaan dan kekuatan
yang lebih besar dimiliki oleh orang tuamembut peljaran yang diberikan lebih
berkenan bagi anal-anaknya,(William, 1985:37). Namun demikian dimasa sekarang
dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesatnya, mengakibatkan
aktivitas manusia semakin meningkat. Jumlah penduduk yang terus bertambah da
biaya hidup yang semakin meningkat pula, dibarengi dengan tingkat persaingan
mencari kesempatan kerja semakin ketat. Hal ini mendorong orang untuk
meklakukan efisiensi, termasuk didalam membemtuk keluarga dengan jumlah anggota
yang tidak terlalu banyak ( keluarga kecil).
C. Masyarakat
Hubungan di lingkungan masyarakat
yang terjalin dengan baik merupakan hasil dari hubungan yang baik
antara individu dengan individu dan di dalam hubungan keluarga. Sama
seperti keluarga, masyarakat merupakan media untuk mengekspresikan segala hal
yang berhubungan dengan masalah-masalah sosial. Individu pun tidak akan bisa
berjalan dengan baik tanpa adanya masyarakat. Masyarakat adalah sekumpulan
individu yang mengadakan kesepakatan bersama untuk secara bersama-sama
mengelola kehidupan.
Terdapat berbagai alasan mengapa
individu-individu tersebut mengadakan kesepakatan untuk membentuk kehidupan
bersama. Alasan-alasan tersebut meliputi alasan biologis, psikologis, dan
sosial. Pembentukan kehidupan bersama itu sendiri melalui beberapa tahapan
yaitu interaksi, adaptasi, pengorganisasian tingkah laku, dan terbentuknya
perasaan kelompok. Setelah melewati tahapan tersebut, maka terbentuklah apa
yang dinamakan masyarakat yang bentuknya antara lain adalah masyarakat pemburu
dan peramu, peternak, holtikultura, petani, dan industri.
Di dalam tubuh masyarakat itu
sendiri terdapat unsur-unsur persekutuan sosial, pengendalian sosial, media
sosial, dan ukuran sosial. Pengendalian sosial di dalam masyarakat dilakukan
melalui beberapa cara yang pada dasarnya bertujuan untuk mengontrol tingkah
laku warga masyarakat agar tidak menyeleweng dari apa yang telah disepakati
bersama. Walupun demikian, tidak berarti bahwa apa yang telah disepakati
bersama tersebut tidak pernah berubah. Elemen-elemen di dalam tubuh masyarakat
selalu berubah di mana cakupannya bisa bersifat mikro maupun makro.
Apa yang menjadi kesepakatan bersama
warga masyarakat adalah kebudayaan, yang antara lain diartikan sebagai
pola-pola kehidupan di dalam komunitas. Kebudayaan di sini dimengerti sebagai
fenomena yang dapat diamati yang wujud kebudayaannya adalah sebagai suatu
sistem sosial yang terdiri dari serangkaian tindakan yang berpola yang
bertujuan untuk memenuhi keperluan hidup. Serangkaian tindakan berpola atau
kebudayaan dimiliki individu melalui proses belajar yang terdiri dari proses
internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
Hubungan antara masyarakat dan
individu dapat digambarkan sebagai kutub positif dan kutup negatif pada aliran
listrik. Jika dua kutub itu dihubungkan listrik ia akan mampu memberi kekuatan
baginya dan menimbulkan suasana yang cerah. Jika individu dan masyarakat
dipersatukan maka kehidupan individu dan masyarakat akan lebih bergairah dan
suasana kehidupan individu dan kehidupan masyarakat akan lebih bermakna dan
hidup serta bergairah.
Dapat disimpulkan
bahwaHubungan individu dan masyarakat menurut paham individualistis.Individualisme
suatu paham yang menyatakan bahwa dalam kehidupan seorang individu kepentingan
dan kebutuhan individu yang lebih penting dan pada kebutuhan dan kepentingan
masyarakat. Individu yang menentukan corak masyarakat yang dinginkan.
Masyarakat harus melayani kepentmgan individu. Individu mempunyai hak yang
mutlak dan tidak boleh dirampas oleh masyarakat demi kepentingan umum.
Paham individualisme juga
disebut Atomisme. Atomisme berpendapat bahwa hubungan antara
individu itu seperti hubungan antar atom-atom yang membentuk molekul-molekul.
Oleh karena itu hubungan in bersifat lahiriah. Bukan kesatuan yang penting
tetapi keaneka ragaman yang penting dalam masyarakat.
Pandangan individualistis ini yang
otomistis ini berakar pada nominalisme suatu aliran filsafat yang menyatakan
bahwa konsep-konsep umum itu tidak mewakili realitas dari sesuatu hal. Yang
menjadi realitas itu individu. Realitas masyarakat itu ada karena individu itu
ada. Jika individu tidak ada maka masyarakat itu tidak ada. Jadi adanya
individu itu tidak tergantung pada adanya masyarakat.
Dapat disimpulkan
bahwa semua itu mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Jika tidak ada
individu maka tidak akan terciptanya keluarga dan masyarakat .individu tidak
bias berjalan sendiri tanpa adanya keluarga dan masyarakat karena keluarga dan
masyarakat merupakan media untuk mengekspresikan aspek sosialnya. Dalam
ilmu sosial individu merupakan bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang
tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Umpama keluarga
sebagai kelompok sosial yang terkecil terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah
merupakan individu yang sudah tidak dapat dibagi lagi, demikian pula Ibu. Anak
masih dapat dibagi sebab dalam suatu keluarga jumlah anak dapat lebih dari
satu.
Materi
IV
Masalah pemuda dan organisasi
A. Masalah
pemuda merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap generasi
dalam hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Masalah-masalah pemuda ini
disebakan karena sebagai akibat dari proses pendewasaan seseorang, penyusuan
diri dengan situasi yang baru dan timbulah harapan setiap pemuda karena akan
mempunyai masa depan yang baik daripada orang tuanya. Proses perubahan itu
terjadi secara lambat dan teratur (evolusi) Sebagian besar pemuda mengalami
pendidikan yang lebih daripada orang tuanya. Orang tua sebagai peer group yang
memberikan bimbingan, pengarahan, karena merupakan norma-norma masyarakat,
sehingga dapat dipergunakan dalam hidupnya. Banyak sekali masalah yang tidak
terpecahkan karena kejadian yang menimpa mereka belum pernah dialami dan
diuangkapkannya. Dewasa ini umum dikemukakan bahwa secara biologis dan politis
serta fisik seorang pemuda sudah dewasa akan tetapi secara ekonomis, psikologis
masih kurang dewasa. Contohnya seperti pemuda-pemuda yang sudah menikah,
mempunyai keluarga, menikmati hak politiknya sebagai warga Negara tapi dalam
segi ekonominya masih tergantung kepada orang tuanya. Ada
beberapa kedudukan pemuda dalam pertanggungjawabannya atas tatanan masyarakat,
antara lain:
a. Kemurnian idealismenya
b. Keberanian dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai
dan gagasan-gagasan yang baru.
c. Semangat pengabdiannya
d. Sepontanitas dan dinamikanya
e. Inovasi dan kreativitasnya
f. Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
g. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap
dan keperibadiannya yang mandiri
h. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat
merelevansikan pendapat, sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang ada.
B. Sosialisasi Pemuda Sosialisasi adalah proses yang
membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana
bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai
individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ada beberapa hal yang perlu kita
ketahui dalam sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi
dan Tujuan Sosialisasi.
a) Proses sosialisasi Istilah sosialisasi menunjuk pada semua factor dan proses yang membuat manusia menjadi selaras dalam hidup ditengah-tengah orang kain. Proses sosialisasilah yang membuat seseorang menjadi tahu bagaimana mesti ia bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari proses tersebut, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Semua warga negara mengalami proses sosialisasi tanpa kecuali dan kemampuan untuk hidup ditengah-tengah orang lain atau mengikuti norma yang berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja ketika seseorang dilahirkan, melainkan melalui proses sosialisasi.
b) Media Sosialisasi
• Orang tua dan keluarga
• Sekolah
• Masyarakat
• Teman bermain
• Media Massa.
c) Tujuan Pokok Sosialisasi
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang
dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan
mengenbangkankan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
C. Internalisasi Adalah proses norma-norma yang mencakup norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
C. Internalisasi Adalah proses norma-norma yang mencakup norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.
a. Pendekatan klasik tentang pemuda Melihat bahwa muda
merupakan masa perkembangan yang enak dan menarik. Kepemudaan merupakan suatu
fase dalam pertumbuhan biologis seseorang yang bersifat seketika dan suatu
waktu akan hilang dengan sendirinya, maka keanehan-keanehan yang menjadi ciri
khas masa muda akan hilang sejalan dengan berubahnya usia.
Menurut pendekatan yang klasik ini, pemuda dianggap sebagai suatu kelompok yang mempunyai aspirasi sendiri yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat. Selanjutnya munculah persoalan-persoalan frustasi dan kecemasan pemuda karena keinginan-keinginan mereka tidak sejalan dengan kenyataan. Dan timbulah konflik dalam berbagai bentuk proses. Di sinilah pemuda bergejolak untuk mencari identitas mereka.
Menurut pendekatan yang klasik ini, pemuda dianggap sebagai suatu kelompok yang mempunyai aspirasi sendiri yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat. Selanjutnya munculah persoalan-persoalan frustasi dan kecemasan pemuda karena keinginan-keinginan mereka tidak sejalan dengan kenyataan. Dan timbulah konflik dalam berbagai bentuk proses. Di sinilah pemuda bergejolak untuk mencari identitas mereka.
b. Dalam hal ini hakikat kepemudaan ditinjau dari dua asumsi
pokok. Penghayatan mengenai proses perkembangan manusia bukan sebagai suatu
koninum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-pecah dan setiap
pragmen mempunyai arti sendiri-sendiri. Asumsi wawasan kehidupan adalah posisi
pemuda dalam arah kehidupan sendiri. Perbedaan antar kelompok-kelompok yang
ada, antar generasi tua dan pemuda, misalnya hanya terletak pada derajat ruang
lingkup tanggung jawabnya. Generasi tua sebagai angkatan-angkatan yang lalu
(passing generation) yang berkewajiban membimbing generasi muda sebagai
generasi penerus. Dan generasi pemuda yang penuh dinamika hidup berkewajiban
mengisi akumulator generasi tua yang mulai melemah, disamping memetik buah-buah
pengalamannya, yang telah terkumpul oleh pengalamannya. Pihak generasi tua
tidak bisa menuntut bahwa merekalah satu-satunya penyelamat masyarakat dan
dunia. Dana melihat generasi muda sebagai perusak tatanan sosial yang sudah
mapan, sebaliknya generasi muda juga tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban
untuk memelihara dunia. Dengan demikian maka adanya penilaian yang baku (fixed
standard) yang melihat generasi tua adalah sebagai ahli waris. Dari segala
ukuran dan nilai dalam masyarakat, karena itu para pemuda menghakimi karena
cenderung menyeleweng dari ukuran dan nilai tersebut karena tidak bisa
diterima. Bertolak dari suatu kenyataan, bahwa bukan saja pemuda tapi generasi
tua pun harus sensitif terhadap dinamika lingkungan dengan ukuran standard yang
baik. Dengan pendapat di atas jelas kiranya bahwa pendekatan ekosferis mengenai
pemuda, bahwa segala jenis ”kelainan” yang hingga kini seolah-olah menjadi hak
paten pemuda akan lebih dimengerti sebagai suatu keresahan dari masyarakat
sendiri sebagai keseluruhan. Secara spesifiknya lagi, gejolak hidup pemuda
dewasa ini adalah respon terhadap lingkungan yang kini berubah dengan cepat.
D. Pemuda Dan Identitas Telah kita ketahui bahwa pemuda atau
generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah dan
merupakan beban modal bagi para pemuda. Tetapi di lain pihak pemuda juga
menghadapi pesoalan seperti kenakalan remaja, ketidakpatuhan kepada orang tua,
frustasi, kecanduan narkotika, masa depan suram. Semuanya itu akibat adanya
jurang antara keinginan dalam harapan dengan kenyataan yang mereka hadapi. Kaum
muda dalam setiap masyarakat dianggap sedang mengalami apa yang dinamakan
”moratorium”. Moratorium adalah masa persiapan yang diadakan masyarakat untuk
memungkinkan pemuda-pemuda dalam waktu tertentu mengalami perubahan.
Menurut pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda bahwa generasi muda
dapat dilihat dari berbagai aspek sosial, yakni:
1. Sosial psikologi
2. sosial budaya
3. sosial ekonomi
4. sosial politik
Masalah-masalah yang menyangkut generasi muda dewasa ini adalah:
a. Dirasakan menurunnya jiwa nasionalisme, idealisme dan
patriotisme di kalangan generasi muda
b. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap
masa depannya
c. Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas
pendidikan yang tersedia
d. Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja.
e. Kurangnya gizi yang dapat menghambat pertumbuhan badan
dan perkembangan kecerdasan
f. Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur
f. Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur
g. Adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental
h. Pergaulan bebas
i. Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahagunaan narkotika
j. Belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengangkut
generasi muda.
Peran pemuda dalam masyarakat
a. Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan.
b. Peranan pemuda yang menolak unsur menyesuaikan diri
dengan lingkungannya
c. Asas edukatif
c. Asas edukatif
d. Asas persatuan dan kesatuan bangsa
e. Asas swakarsa
f. Asas keselarasan dan terpadu
g. Asas pendayagunaan dan fungsionaliasi
Arah Pembinaan Dan Pengembangan Generasi Muda Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada pembangunan yang memiliki keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni.
a. Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
b. Orientasi dalam dirinya sendiri
c. Orientasi ke luar hidup di lingkungan
Peranan mahasiswa dalam masyarakat
a. Agen of change
b. Agen of development
c. Agen of modernization
KESIMPULAN
Pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan Negara bangsa dan agama. Selain itu pemuda/mahasiswa mempunyai peran sebagai pendekar intelektual dan sebagai pendekar social yaitu bahwa para pemuda selain mempunyai ide-ide atau gagasan yang perlu dikembangkan selain itu juga berperan sebagai perubah Negara dan bangsa ini. Oleh siapa lagi kalau bukan oleh generasi selanjutnya maka dari itu para pemuda harus memnpunyai ilmu yang tinggi dengan cara sekolah atau dengan yang lainnya, dengan begitu bangsa ini akan maju aman dan sentosa.
Pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan Negara bangsa dan agama. Selain itu pemuda/mahasiswa mempunyai peran sebagai pendekar intelektual dan sebagai pendekar social yaitu bahwa para pemuda selain mempunyai ide-ide atau gagasan yang perlu dikembangkan selain itu juga berperan sebagai perubah Negara dan bangsa ini. Oleh siapa lagi kalau bukan oleh generasi selanjutnya maka dari itu para pemuda harus memnpunyai ilmu yang tinggi dengan cara sekolah atau dengan yang lainnya, dengan begitu bangsa ini akan maju aman dan sentosa.
1. Jika dibandingkan dengan generasi sebelum dan generasi berikutnya, setiap generasi memiliki ciri-ciri khas corak atau watak pergerakan / perjuangan. Sehubungan dengan itu, sejak kebangkitan Nasional, di Indonesia pernah tumbuh dan berkembang tiga generasi yaitu generasi 20-an generasi 45 dan generasi 66, dengan masing-masing ciri khasnya.
2. Ada dua regenerasi, yaitu :
a. Regenerasi yang berlangsung alamiah. Artinya generasi
berjalan lumrah seperti yang terjadi pada kelompok dunia tumbuhan atau hewan.
Proses regenerasi ini berjalan sebagai biasa-biasa saja, berlangsung secara
alami, tidak di ekspos atau dipublikasikan.
b. Regenerasi berencana, artinya proses regenerasi ini
sungguh-sungguh direncanakan, dipersiapkan. Pada masyarakat, suku-suku
primitip, proses regenerasi dibakukan dalam lembaga dapat yang disebut
inisiasi. Oleh karena itu system regenerasi seperti ini lebih tepat disebut
regenerasi Kaderisasi. Pada hakikatnya system regenerasi-kaderisasi adalah
proses tempat para kader pimpinan para suku atau bangsa digembleng serta
dipersiapkan sebagai pimpinan suku atau bangsa pada generasi berikutnya.
Menggantikan generasi tua. Regenerasi-kaderisasi suatu suku atau bangsa
diperlukan untuk dipertahankan kelangsungan eksistensinya serta kesinambungan
suatu generasi atau bangsa, disamping dihadapkan terjaminnya kelestarian
nilai-nilai budaya nenek moyang.
3. Demi kesinambungan generasi dan kepemimpinan bangsa
Indonesia telah memiliki KNPI dan AMPI sebagai wadah forum komunikasi dan
tempat penggembleng. Menempa dan mencetak kader-kader dan pimpinan bangsa yang
tangguh dan merakyat.
4. Generasi muda Indonesia mulai turut dalam peraturan
aksi-aksi Tritura, Supersemar,
5. Bidang
pendidikan yang dapat menopang pembangunan dengan melahirkan tenaga-tenaga
terampil dalam bidangnya masing-masing dapat digolongkan dalam tiga bidang
yaitu pendidikan formal, pendidikan non-formal dan pendidikan informal.
Daftar
pustaka
4. http://wede56.blogspot.com/2014/03/makalah-ilmu-sosial-dasar-masalah_27.html
Komentar
Posting Komentar