Pancasila
Pancasila
Pertemuan I
Dalam memahami pancasila dalam konteks sejarah perjuangan
bangsa, Pancasila secara lengkap dan utuh terutama dalam kaitannya dengan jati
diri bangsa Indonesia, mutlak diperlukan pemahaman sejarah perjuangan bangsa
Indonesia untuk membentuk suatu negara yang berdasarkan suatu asas hidup
bersama demi kesejahteraan hidup bersama, yaitu negara yang berdasarkan
Pancasila. Selain itu secara epistemologis sekaligus sebagai pertanggung jawaban
ilmiah, bahwa Pancasila selain sebagai dasar negara Indonesia juga sebagai
pandangan hidup bangsa, jiwa dan kepribadian bangsa serta sebagai perjanjian
seluruh bangsa Indonesia pada waktu mendirikan negara. Berdirinya Indonesia itu
tidak terlepas dari kerajaan-kerajaan di Indonesia, yaitu:
1. Kerajaan
Kutai
Indonesia
memasuki zaman sejarah pada tahun 400M, kerajaan hindu tertua terletak di
Kalimantan timur dekat sungai Mahakam tengarong, disana ditemukan prasasti yang
berupa 7 yupa (tiang batu). Berdasarkan prasasti tersebut
dapat diketahui bahwa raja Mulawarman keturunan dari raja Aswawarman keturunan
dari Kudungga. Raja Mulawarman menurut prasasti tersebut mengadakan
kenduri dan memberi sedekah kepada para Brahmana, dan para Brahmana
membangun yupa itu sebagai tanda terimakasih raja yang
dermawan. Masyarakat kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama kalinya
ini menampilkan nilai-nilai sosial politik dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan,
kenduri, serta sedekah kepada para Brahmana.
2. Kerajaan
Sriwijaya
Menurut Mr. M. Yamin
berdirinya negara kebangsaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan
kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia.
Negara kebangsaaan Indonesia terbentuk melalui tiga tahap yaitu : pertama,
zaman Sriwijaya di bawah wangsa Syailendra (600-1400), yang bercirikan
kedatuan. Kedua, negara kebangsaan zaman Majapahit (1293-1525) yang
bercirikan keprabuan, kedua tahap tersebut merupakan negara
kebangsaan Indonesia lama. Kemudian ketiga, kebangsaan modern yaitu negara
bangsa Indonesia merdeka (sekarang negara proklamasi 17 agustus 1945)
(sekretariat negara RI 1995 :11).
Pada abad ke VII
munculah suatu kerajaan di Sumatra yaitu kerajaan Sriwijaya,
di bawah kekuasaaan bangsa Syailendra. Hal ini terdapat dalam
prasasti Kedudukan Bukit di kaki bukit Sguntang dekat Palembang
yang bertarikh 605 caka atau 683 M. dalam bahasa melayu kuno
huruf Pallawa. Kerajaan itu adalah kerajaan Maritim yang mengandalkan
kekuatan lautnya, kunci-kunci lalu-lintas laut di sebelah barat
dikuasainya seperti selat Sunda (686), kemudian selat Malaka (775).
Pada zaman itu kerjaan Sriwijaya merupakan kerajaan besar
yang cukup disegani di kawasan asia selatan. Perdagangan dilakukan
dengan mempersatukan pedagang pengrajin dan pegawai raja yang disebut Tuhan
An Vatakvurah sebagai pengawas dan pengumpul semacam koperasi sehingga
rakyat mudah untuk memasarkan dagangannya. Demikian pula dalam sistem
pemerintahaannya terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda, kerajaan,
rokhaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan gedung-gedung dan
patung-patung suci sehingga pada saat itu kerajaan dalam menjalankan sistem
negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai Ketuhanan.
Agama dan kebudayaan
dikembangkan dengan mendirikan suatu universitas agama Budha, yang sangat
terkenal di negara lain di Asia. Cita-cita tentang kesejahteraan bersama
dalam suatu negara adalah tercemin pada kerajaan Sriwijaya tersebut yaitu
berbunyi ‘marvuat vanua criwijaya dhayatra subhiksa’ (suatu
cita-cita negara yang adil dan makmur).
3. Zaman Kerajaan-kerajaan Sebelum Majapahit
Sebelum
kerajaan Majapahit muncul sebagai suatu kerajaan yang memancangkan
nilai-nilai nasionalisme, telah muncul kerajaan-kerajaan
di Jawa Tengah dan Jawa Timur secara silih berganti.
Kerajaan Kalingga pada abad ke VII, Sanjaya pada abad ke VIII yang
ikut membantu membangun candi Kalasan untuk Dewa Tara dan
sebuah wihara untuk pendeta Budha didirikan di Jawa Tengah bersama
dengan dinasti Syailendra (abad ke VII dan IX). Refleksi puncak
dari Jawa Tengah dalam periode-periode
kerajaan-kerajaan tersebut adalah dibangunnya
candi Borobudur (candi agama Budha pada abad ke IX), dan
candi Prambanan(candi agama Hindhu pada abad ke X).
Selain
kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah tersebut di Jawa Timur
muncullah kerajaan-kerajaan Isana (pada abad ke
IX), Darmawangsa (abad ke X) demikian juga kerajaan Airlanga
pada abad ke XI. Raja Airlangga membuat bangunan keagamaan dan asrama, dan
raja ini memiliki sikap toleransi dalam beragama. Agama yang diakui oleh
kerajaan adalah agama Budha, agama Wisnu dan agama Syiwa yang
hidup berdampingan secara damai. Menurut prasasti Kelagen, Raja Airlangga
telah mengadakan hubungan dagang dan bekerja sama dengan Benggala, Chola dan
Champa hal ini menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan. Demikian pula Airlangga
mengalami penggemblengan lahir dan batin di hutan dan tahun 1019 para
pengikutnya, rakyat dan para Brahmana bermusyawarah dan memutuskan untuk
memohon Airlangga bersedia menjadi raja, meneruskan tradisi istana, sebagai
nilai-nilai sila keempat. Demikian pula menurut prasasti Kelagen, pada tahun
1037, raja Airlangga memerintahkan untuk membuat tanggul dan waduk demi
kesejahteraan rakyat yang merupakan nilai-nilai sila kelima.
Di wilayah Kediri Jawa Timur
berdiri pula kerajaan Singasari (pada abad ke XIII), yang kemudian
sangat erat hubungannya dengan berdirinya kerajaan Majapahit.
4. Kerjaan Majapahit
Pada tahun 1923
berdirilah kerajaan Majapahit yang mencapai zaman keemasannya pada
pemerintahan raja Hayam Wuruk
dengan Mahapatih Gajah Mada yang di bantu oleh Laksamana Nala dalam
memimpin armadanya untuk menguasai nusantara. Wilayah kekuasaan Majapahit
semasa jayanya itu membentang dari semenanjung Melayu (Malaysia sekarang)
sampai Irian Barat melalui Kalimantan Utara.
Pada waktu itu
agama Hindu dan Budha hidup berdampingan dengan damai dalam satu kerajaan.
Empu Prapanca menulis Negara kertagama. Dalam kitab tersebut
telah telah terdapat istilah “Pancasila”. Empu tantular mengarang buku Sutasoma,
dan didalam buku itulah kita dapat melihat persatuan nasional, yaitu “Bhineka Tunggal Ika”,
yang bunyi lengkapnya “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua”,
artinya walaupun berbeda , namun satu jua adanya sebab tidak ada agama yang
memiliki tuhan yang berbeda.
Sumpah Palapa yang
diucapkan oleh Mahapatih Gaja Mada dalam sidang ratu dan
menteri-menteri di paseban keprabuan Majapahit pada tahun 1331, yang
berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara raya sebagai berikut : “Saya
baru akan berhenti berpuasa makan pelapa, jikalau seluruh nusantara bertakluk
di bawah kekuasaan negara, jikalau Gurun,Seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda, Palembang
dan Tumasik telah dikalahkan”.
Dalam tata
pemerintahan kerajaan Majapahit terdapat semacam penasehat seperti Rakryan
I Hino , I Sirikan, dan I Halu yang bertugas memberikan nasehat kepada
raja, hal ini sebagai nilai-nilai musyawarah mufakat yang dilakukan oleh sistem
pemerintahan kerajaan Majapahit.
5. Kerajaan
Denmark
Pada abad 16/17 m, pada masa kerajaan Denmark datanglah
Emperialisme (penjajahan), emperialisme didunia karna ingin menguasai
Negara-negara yang mempunyai banyak emas.
Zaman Penjajahan
Pada abad ini
sejarah mencatat bahwa Belanda berusaha dengan keras untuk memperkuat dan
mengitensifkan kekuasaannya di seluruh Indonesia. Melihat hal tersebut
maka munculah perlawanan yang masih bersifat kedaerahaan. Seperti
di Maluku (1817), Imam Bonjol
(1821-1837), Pangeran Diponegoro dan masih banyak lainnya.
Dorongan
akan cinta tanah air menimbulkan semangat untuk melawan penindasan belanda,
namun sekali lagi karena tidak adanya kesatuan dan persatuan di antara mereka
dalam melawan penjajah, maka perlawanan tersebut senantiasa kandas dan
menimbulkan banyak korban.
Setelah Majapahit
runtuh pada permulaan abad XVI maka berkembanglah agama islam
dengan pesatnya di Indonesia. Bersama dengan itu berkembang pulalah
kerajaan-kerajaan islam seperti kerajan Demak, dan mulailah berdatangan
orang-orang Eropa di nusantara. Mereka itu antara lain orang Portugis
yang kemudian diikuti oleh orang-orangSpanyol yang ingin mencari pusat tanaman
rempah-rempah.
Bangsa
asing yang masuk ke Indonesia yang pada awalnya berdagang adalah
orang-orang portugis. Pada akhir abad ke XVI bangsa Belanda datang pula
ke Indonesia dengan menempuh jalan yang penuh kesulitan. Untuk
menghindarkan persaingan diantara mereka sendiri, kemudian mereka mendirikan
suatu perkumpulan dagang yang bernama V.O.C, yang dikalangan rakyat dikenal
dengan istilah ‘kompeni’.
Praktek-praktek
VOC mulai kelihatan dengan paksaan-paksaan sehingga rakyat mulai mengadakan
perlawanan. Mataram dibawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645)
berupaya mengadakan perlawanan dan menyerang ke Batavia pada tahun 1628
dan tahun 1929, walaupun tidak berhasil meruntuhkan
namun Gubernur Jendral J.P Coen tewas dalam
serangan Sultan Agung yang kedua itu.
Bentuk Filsafat Pancasila digolongkan sebagai berikut:
- Bersifat religius yang berarti dalam hal kebijaksanaan dan kebenaran mengenal adanya kebenaran mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa (kebenaran religius) dan sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan manusia.
- Memiliki arti praktis yang berarti dalam proses pemahamannya tidak sekedar mencari kebenaran dan kebijaksanaan, serta hasrat ingin tahu, tapi hasil pemikiran yang berwujud filsafat pancasila tersebut dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari (way of life / weltanschaung) agar mencapai kebahagiaan lahir dan bathin, dunia maupun akhirat (Pancasilais).
- Bersifat religius yang berarti dalam hal kebijaksanaan dan kebenaran mengenal adanya kebenaran mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa (kebenaran religius) dan sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan manusia.
- Memiliki arti praktis yang berarti dalam proses pemahamannya tidak sekedar mencari kebenaran dan kebijaksanaan, serta hasrat ingin tahu, tapi hasil pemikiran yang berwujud filsafat pancasila tersebut dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari (way of life / weltanschaung) agar mencapai kebahagiaan lahir dan bathin, dunia maupun akhirat (Pancasilais).
Pertemuan ke 2
A.
Pancasila sebagai system filsafat maksudnya adalah satu kesatuan yang
utuh tidak bisa di lepaskan untuk mencapai satu tujuan disebut (organig
tunggal)
B.
Pancasila itu berbentuk hirarki maksudnya adalah pancasila itu tidak
bisa di acak, berbentuk piramit yang masing-masing tingkatannya itu mempunyai
nilai dan maksud.
Adapun nilai-nilai yang terkandung
dalam setiap sila adalah sebagai berikut :
1. Sila
ketuhanan yang maha esa
Sila ketuhanan yang maha esa ini
nilai-nilainya meliputi dan menjiwai keempat sila lainnya., sebagai
pengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa.
2. Sila
kemanusiaan yang adil dan beradab
Sila kemanusiaan sebagai dasar
fundamental dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan.
3. Persatuan
Indonesia
Sila persatuan indonesia didasari dan
dijiwai oleh sila ketuhanan yang maha esa dan kemanusiaan yang adil dan beradab
serta mendasari dan dijiwai sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia.
4. Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalm permusyawaratan/perwakilan
Nilai filosofis yang terkandung di
dalamnya adalah bahwa hakikat negara adalah sebagai penjelamaan sifat kodrat
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Hakikat rakyat adalah
merupakan sekelompok manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa yang bersatu
dan bertujuan mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah
negara.
5. Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dalam sila kelima tersebut terkandung
nilai-nilai yang merupakan tujuan negara sebagai tujuan dalam hidup bersama.
Maka didalam sila kelima tersebut terkandung nilai keadilan yang harus terwujud
dalam kehidupan bersama (kehidupan sosial).
C. Prinsip-prinsip filsafat Pancasila :
1. Kausal materialis
Sebab yang berhubungan dengan materi/bahan, artinya pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bahasa indonesia sendiri.
2. Kausal formalis
Sebab yang berhubungan dengan bentuknya. Pancasila yang ada dalam pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat formal kebenaran formal.
3. Kausal efesien
Kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan pancasila menjadi dasar negara indonesia.
4. Kausal finalis
berhubungan dengan tujuan, tujuan diusaulkan pancasila sebagai dasar negara indonesia merdeka.
Sebab yang berhubungan dengan materi/bahan, artinya pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bahasa indonesia sendiri.
2. Kausal formalis
Sebab yang berhubungan dengan bentuknya. Pancasila yang ada dalam pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat formal kebenaran formal.
3. Kausal efesien
Kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan pancasila menjadi dasar negara indonesia.
4. Kausal finalis
berhubungan dengan tujuan, tujuan diusaulkan pancasila sebagai dasar negara indonesia merdeka.
D.
Kajian Filsafat Pancasila:
1.
Kajian kontologis yang didalamnya terdapat maksud hakekat pancasila adalah
manusia.
2.
Kajian Efistimologi yang didalamnya terdapat upaya mengkaji pancasila sebagai
ilmu pengetahuan.
3.
Kajian Aksiologi yang didalamnya terdapat
bagaimana pancasila dijadikan pedoman hidup bangsa.
E.Ciri-ciri
filsafat pancasila:
Ciri
sistem Filsafat Pancasila itu antara lain :
- Sila-sila
Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan kata
lain , apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila
lainnyaterpisah-pisah maka itu bukan Pancasila.
- Susunan Pancasila
dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan sebagai
berikut:
- Sila 1, meliputi,
mendasari dan menjiwai sila 2,3,4,5.
- Sila 2, diliputi,
didasari dan dijiwai sila 1 dan mendasari serta menjiwai sila 3,4,5.
- Sila 3, diliputi,
didasari dan dijiwai sila 1,2 dan mendasari serta menjiwai sila 4,5.
- Sila 4, diliputi,
didasari dan dijiwai sila 1,2,3 dan mendasari serta menjiwai sila 5.
- Sila 5, diliputi
didasari dan dijiwai sila 1,2,3,4.
Inti
sila-sila Pacasila meliputi:
- Tuhan, yaitu
sebagai kausa prima.
- Manusia, yaitu
makhluk individu dan makhluk sosial.
- Satu, yaitu
kesatuan memiliki kepribadian sendiri.
- Rakyat, yaitu
unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong.
- Adil, yaitu
memberika keadilan kepada diri sendiri da orang lain yang menjadi haknya.
Komentar
Posting Komentar